Kau melangkah di jalan setapak
yang telah lama kautinggalkan
yang dulu kaukira tempat pulang,
ternyata hanya persinggahan kaum nomaden
Kau ingin memutar waktu,
tapi waktu tak ingin berputar
Ia hanya ingin maju tanpa diatur
yang lalu seperti gelas pecah
yang takkan kembali utuh
Namun, setiap pecahannya amat berharga
karena memiliki kenangan
dan menjadi saksi tangis tawamu
(2023)