Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi patung wanita
Ilustrasi patung wanita (unsplash.com/Jamie Polivka)

Aku pernah menjadi manusia dalam doa seseorang
Kini hujanlah yang menepuk pundakku
Setiap tetes menulis ulang sejarahku
Tanpa tinta, tanpa pengakuan

Di taman ini, burung pun malas menatap
Mereka tahu, aku bukan bagian dari pagi
Lalu rumput tumbuh di kakiku seperti maaf yang basi
Dan angin meniup nama yang sudah mati

Ada suara yang memanggil, tapi hanya pantul
Irama kosong dari mulut langit
Aku ingin menjawab, tapi bibirku marmer
Beku oleh janji yang tak pernah datang

Gerimis berlama-lama di kepalaku
Seolah ingin membuatku mengerti
Bahwa terkadang, menjadi batu
Adalah satu-satunya cara untuk tidak runtuh

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team