Hujan tak menunggumu berteduh sebelum turun
Topan tak menunggumu berpegangan sebelum meniup
Kematian tak menunggumu lanjut usia
Ruh mu ibarat burung di dalam sangkar
Hari demi hari, tahun demi tahun
Kau sibuk memperkaya
Seolah acuh dengan sekitar
Harapan Masa depan penuh Keinginan
Menantikan hari tua dengan khayalan
Kau berbaring tersenyum
Tak sadar sangkar mu tak lagi terkunci
Tersisa hitungan hari sampai hitungan detik yang tak pernah kau sadari
Kau tertidur dan tak bangun lagi.
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Harapan Dirampas Usia

ilustrasi pemakaman (pexels.com/KoolShooters)
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editorial Team
EditorNabila Inaya
Follow Us