Jalur mana lagi yang belum kita tempuh?
Pertanyaanku,
tak pernah terjawab.
Ke mana lagi kita harus membumbung amarah?
Tinggal kecamuk
kau lontar hingga remuk.
Kayu gelondong sudah tergulir
seiring pentas telah usai di hilir
sedang kita tak pernah membaca tabir.