Ada pikir yang merindu
Ada jiwa yang merana
Kalaulah boleh sebelah sayap ini
Aku ingin segera melayang pergi
Menjauh dari anganku yang berbisik
Namanya terus sibuk mengitari ruang mimpiku
Dia menjadi tamu baru
Yang hadir tuk menertawakanku
Aku cukup terhibur karenanya
Dia memberiku tempat tuk berdiam
Dari keluh masa laluku
Aku masih canggung
Melepaskan isyarat ini kepadanya
Namun hati enggan peduli
Aku memang jatuh cinta padanya
Samarannya kerap tersisip
Saat kedua tanganku menengadah
Pada Sang Maha Kasih
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Isyarat Hati

Pexels/Austin Guevara
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editorial Team
EditorNurkamal
Follow Us