Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Kau Sebut Aku Jalang

ilustrasi perempuan bersandar (Pexels.com/keli Santos)
Kau sebut aku jalang
Yang fasih menantang hasrat
Lewat rayuan desah yang buatmu gelisah
Atas gejolak rasa yang membuncah asa
Di sepanjang petang hingga pagi menjelang
Aku dan jalang kau buat melekat
Tatkala resahmu datang kian hebat
Meminta raga saling bergumul dalam pekat
Tanpa peduli hati ini tengah melarat
Usai lebur bersama temaram yang mencekat
Jalang ini juga punya rasa
Bisa mengiba, bisa terluka
Bukan alat yang dibuang kala tak berguna
Bersama tumpukan hampa
Dalam sumpah serapah darimu, Sang Durjana
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks
Editorial Team
EditorT y a s
Follow Us