Lelaki itu menepi dari ramai
Berlari ke taman menghampiri kenangan
Bernapas di antara bebauan tanah dan bunga
Menjebak diri di antara berpisah atau bertaut
Di sana, ia berteman dengan sepi
Namun, mencoba berontak pada suara
Yang lama membisukannya
Agar mau menumpahkan cemas
Tentang lelaki lain yang mengunjungi bibir perempuannya
Dan tiba-tiba memulangkannya begitu saja
Seakan ia adalah rumah bagi sampah janji setia
Tak terasa, telah tekun ia bercerita dari luka ke luka
Pada cacing yang khusyuk mendengarkannya
