Bahagiaku sesederhana itu,
mengenang nostalgia lalu
Pada hari Sabtu,
kutemukan kamu
di antara rak-rak kayu
di semerbak harum buku
di sela instrumen mendayu
tenggelam dalam bacaanmu
raut kaku dan seru jadi satu
lalu kamu menoleh padaku
dengan tatap teduh yang lugu
hangatnya membuatku tersipu
aku tersenyum malu-malu
derap-derap kaki menujuku
henti, dan ragaku membeku
detak jantung saling memburu
tiada nyali mengangkat kepalaku,
berbisik suaramu, "Siapa namamu?"
"Aku Rindu."
Aku candu,
pada pesonamu
di antara buku-buku
"Namamu?" tanyaku
"Juang," jawabmu.
Ayo kembali bertemu
buka lembaran baru
di toko buku itu
kutunggu
pejuang rindu.
