Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pixabay
Pixabay

Dikau pernah berjanji padaku

Ku ingat masa itu

Pukul lima sore, ku menunggumu

Dikau berlari dengan mawar di tanganmu

Menuju ke arahku

Sambil bergumam, duhai pecahan berlianku

 

Mawar di tanganmu kala itu kian layu 

Seiring dengan udara yang keluar dari mulutmu

Seakan tak rela melihat sandiwara saat itu

Dikau berjanji lagi, Kali ini, dusta tidak ada di lidahku

 

Benar, 16 Bulan lamanya dan dikau datang

Janjimu saat itu benar, tidak membangkang

Namun, kali ini bukan cintamu yang datang

Dengan pisau asmaramu, kau menusukku dari belakang

 

Pantas saja senja kala itu berbeda

Saat rangkaian huruf janjimu terjeda

Mega senja redup seketika

Karena akan datang padaku lentera 

Yang menurutmu lebih terang dari senjaku

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks

Editorial Team