Langit muram berselimut duka,
matahari enggan bersua jua,
di puncak Golgota, tubuh tergantung,
di antara bumi dan semesta yang hening.
Paku-paku berpadu duri lirih,
di tangan kasih yang tak membalas,
darah-Nya jatuh laksana mantra sunyi,
membasuh luka zaman yang gemuruh.
Salib pun menjelma takhta,
Raja tak bermahkota,
hanya duri dan cela yang menggurat,
kasih-Nya tak terperdaya laknat.
"Sudah selesai," bisik-Nya menembus mega,
tirai bait suci terbelah rapi,
bumi bergetar dalam ratap sunyi,
dosa dibayar dalam sepi abadi.
Jumat berselimut kelam,
inikah senandika penghabisan,
namun di darah-Mu tumbuh harap,
di maut-Mu, hidup pun menang.