Basah
Tepat di jalanan remang-remang
Terendus bau aspal
Sebab ulah hujan yang menjadikan senja tak datang
Bolehkan membenci hujan?
Bukankah sama saja dengan menyalahkan Tuhan?
Delapan puluh kilometer per jam
Bersama diagnosa palsu dari angan-angan
Logika yang semakin tak masuk akal
Juga riuh yang saling bertabrakan
Coba perhatikan netranya
Bukankah sudah membenci air mata?
Perhatikan pula lisannya
Bukankah sudah semakin liar juga?