Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi menangis (unsplash.com/Annie Spratt)
ilustrasi menangis (unsplash.com/Annie Spratt)

Ah,
Tuhan, aku ingin mengeluh
Keringatku mengguyur dahi
Tulang-tulangku terasa retak

Tuhan, mengapa Engkau tega mempermainkanku?
Apakah Kau tahu karma?
Jika mempermainkanku, karma berbalik padaMu

Tuhan, mengapa hanya aku yang begini?
Siang malam aku merengek
Tapi Engkau diam saja

Aku beribadah sepanjang malam
Berlutut, meminta, dan negosiasi
Engkau tidak datang, padahal Aku menungguMu

Apa aku harus mempermainkanMu juga?
Kucing-kucingan dengan perintahMu
Agar Engkau malu

Tuhan, maafkan aku
Aku tak waras
Aku lupa, Engkau tidak terjangkau
Engkau luas dan Engkau pemiliknya

Karma? Permainan?
Tidak berlaku untukMu

Aku terlalu bodoh menganggapmu permainan
Padahal aku yang mempermainkan diriku
Engkau tidak pernah mempermainkanku
Engkau setia memberi Rahman
Aku tak tahu malu dan tak tahu tanda

Maafkan aku, Tuhan
Aku sudah berkata kasar
Aku tak mampu membendung derasnya air mata
Aku lelah dengan beban dunia
Hingga berani mengutukMu

Aku debu yang tak berguna
Tidak peduli aku mempermainkanMu,
KebesaranMu tetap tegak
Engkau tetap Akbar, meski aku tak menyembahMu
Tidak akan lemah, jika aku tak membelaMu
Karena aku sendiri yang butuh bantuanMu
Untuk tetap hidup

Maafkan aku, Tuhan
Aku menyesal dan bertaubat

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team