Kala gemerlap praja menjadi balada
segala asa berpangku tangan menyaksikannya
Terpana, oleh godaan semu semata
Mungkin, segala sukma sudah terlampau tamak tatkala itu
Tak peduli nasib bentala yang tengah berbaring lenyai terombang-ambing dan tenggelam ke jurang niskala
Gelap mata kawula menyongsong karsa
Apakah ini menegaskan pertanda yang nantinya menggerakkan kalbu kawula menyisih jauh ke utara
Atau, bisa saja menjadi babak baru; ujian perasaian kawula untuk semata-mata patuh pada diri-Mu sahaja.
Siapa yang tahu?
Apalah gemerlap rasa bila hanya akan membawa angkara
Sampai kapan diri yang malang ini harus dipaksa untuk terus berpura-pura?