Aku rayu dalam diam, tanpa suara yang lantang
Memungut janji yang kerap tak tertunaikan
Tidakkah Kau lihat, jiwa ini butuh disayang?
Dan rindu akan arah yang sempat terlewatkan
Kumohon, jangan biarkan semesta berbalik arah
Jangan pula izinkan takdir ditulis ulang segera
Tapi beri aku sedikit kekuatan menanggung pasrah
Agar takdir-Mu jadi pelukan hangat, bukan lagi dera
Lihatlah, betapa sering kutengok ke belakang dengan gamang
Namun, setiap kali kutemukan gelap menghimpit jalan
Aku merayu, agar cahaya-Mu tak pernah menghilang
Agar tetap menjadi lentera abadi di setiap persimpangan
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Merayu Tuhan

ilustrasi seseorang di bawah cahaya terang (pexels.com/Pixabay)
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editorial Team
EditorNabila Inaya
Follow Us