Tuan, diri bertanya
Di mana titik impas berkelut
Jika wanginya merobek asa
Menyambut peluk hampa
Di batas sabar paling akhir
Ia yang lelap merogoh
Pada senandung merdu
Serta ambang kicau waktu
Tentang metafora terpantas
Sebab tak ditunggu berkeping
Maka Tuan, biarlah ia lenyap
Dalam tatap tajam dusta
Mencari celah untuk kembali
Serta mencari jawab ambigu
Atas resah yang terus menuai