Pernah ada mimpi di genggamanku
Berkilau seperti fajar di ufuk biru
Namun angin tak henti berembus
Membawaku ke arah yang tak kutahu
Kini kujalin jejak yang lain
Menukar langit dengan jalan batu
Namun di sudut sunyi kesadaran
Mimpi itu masih berpendar pilu
Akankah ia jadi abu senyap
Terkubur di pusaran hari?
Atau sekadar menunggu detik
Saat takdir mengetuk lagi?
Tak ada janji, tak ada isyarat
Hanya hati yang terus menduga
Mungkin ia tak benar-benar hilang
Hanya menunggu waktu berbicara