Padamu
Si jenius yang pemalas
Aku bersumpah tak melihat harapan
Tapi rasaku mendadak jadi sungguhan
Seribu ketidakmungkinan nyata di hadapan
Tapi cintaku memang terlalu sialan
Tuan, bolehkah rasaku berlabuh?
Atau hanya mampir lalu mangkir?
Aku tidak keberatan meski nanti kau usir
Tuan,
Bolehkah aku sedikit curang?
Atau sedikit saja kurang ajar?
Di semesta yang menjadikan kita bukan siapa-siapa
Bolehkah di semesta khayal kau milikku seutuhnya?
Cinta ini sungguh ironi, kan?
Tapi sebelum kau umpat kegilaanku
Bolehkah aku menebak
Karena rasaku berkata
Bahwa rasamu juga sama
Meski tak bersama
Bolehkah aku merapikan harapanku yang berserakan ini pelan-pelan?
Aku takut ada yang tertinggal
Karena meski sejagad raya menista
Aku percaya cintaku tidak bersalah
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Mustahil Jadi Kita

ilustrasi sendirian (pexels.com/cottonbro studio)
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editorial Team
EditorNabila Inaya
Follow Us