Pada kolong jendela
Sejengkal tubuh keluar tanpa aba
Menopang kenangan bising di kepala
Berakraban dengan air mata
Nestapa itu masih terasa
Memori lama tak henti berkata
Asa yang dahulu sirna
Menjelma serpihan luka yang meronta tanpa aba
Kolong jendela menjadi saksi bisu
Beragam memori kelam masa lalu
Perihal asa indah yang telah pecah
Membentuk serpihan kristal tak berbongkah