Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Nestapa yang Terlupakan

ilustrasi putus asa (pexels.com/Karyme Franca)
Sedu sedan di keheningan malam
Mata sedikit memerah, mengisyaratkan menyerah
Rupanya kaki ringkih sudah tidak betah
Ingin lekas ambruk ke tanah
Sedang di sisi duka lara
Senyuman sumringah sangat kentara
Bak menujukkan riuhnya pesta pora
Sungguh memelas dengan tatapan nanar
Rupanya memang benar
Nestapa terlupakan dalam samar
Tenggelam oleh tawa dan hingar-bingar
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks
Editorial Team
EditorMutiatuz Zahro
Follow Us