Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi orang yang sedang menatap ke luar kamar (pexels.com/Mehmet Akif)
ilustrasi orang yang sedang menatap ke luar kamar (pexels.com/Mehmet Akif)

Di balik senyum yang terpajang,
tersimpan beban yang mengajak perang
Di balik mata yang terlihat terang,
tersimpan luka yang lama menjadi sarang
Di balik peluh,
ada keluh yang hampir membunuh
Di balik riuh,
ada gemercik yang menebar pelik

Kau jadi bahu untuk yang rapuh
Meski langkahmu sendiri sering tak utuh
Kau jadi rumah yang teduh
Meski tiangmu sering terjatuh

Siapa yang menjadi penenangmu?
Ketika angin kencang membuatmu riuh
Siapa yang menjadi penopangmu?
Ketika badai besar membuatmu runtuh

Kau menahan langit
Sementara kau rasa sakit
Kau menahan hujan
Sementara kau tertekan
Mau sampai kapan jadi pahlawan?
Mau sampai kapan jadi penopang beban?

Apakah seseorang tahu ceritamu yang paling dalam?
Atau kau hanya tetap menjadi pundak yang diam?
Selamatkan dirimu,
sebelum hancur kau satu persatu

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team