Perempuan itu
Tak selalu tersenyum di pagi hari
Tapi ia bangun lebih dulu dari mentari
Meracik hidup dari sisa-sisa hari kemarin
Yang belum sempat diseduh jadi sabar hari ini
Ia bukan teh manis dalam cangkir kaca
Bukan pula susu hangat yang selalu disuka
Ia adalah kopi hitam
Pekat, jujur dan tak pernah pura-pura
Tak semua bisa memahami rasanya
Sebagaimana tak semua lidah cocok dengan pahitnya
Tapi di sanalah ia berdiri
Tangguh tanpa harus membuktikan diri
Karena perempuan yang seperti kopi hitam
Tak butuh alasan untuk kuat
Ia hanya butuh ruang
Untuk diseduh dengan penuh hormat