Seketika, langkah kakiku terhenti
Di seberang sana, kau menyuarakan nama
Kedua bola mata itu bagai menatap
Bahagia sekaligus luka
Bukankah arah langkah itu menunjukkan lara?
Atau keterasingan yang sepintas menetap?
Sementara di titik ini, aku masih berdiri
Menerka-nerka, mengenang
Sampai pada kesimpulan dan kesadaran
Bahwa sekalipun kita baik-baik saja
Kita terlalu jauh
Jauh dari menjadi biasa saja
Jauh dari malai kata-kata
Pada akhirnya,
Kita kembali payah
Kita kembali bersembunyi di balik
Ribuan rahasia yang terpalang