Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Pintu yang Tertutup Rapat

ilustrasi sebuah pintu (pexels.com/Mo Eid)
Jemarimu memerah
Entah berapa kali kau mengetuknya
Berjuang di sisa tenaga
Tapi ia tak juga terbuka
Yang ada hanya sepi mengiringi
Atau jerih yang kian menangisi
Meski kau tata kata, kau rajut asa
Rayu dan usahamu
Hanya bergema di ruang hampa
Tak ada artinya
Kau hanya belum tahu
Pintu itu sejak awal tak menyambutmu
Meski di luar, banyak mulut membujukmu
Menguatkan untuk terus mencoba
Seolah akan ada harapan yang menyala
Kau hanya belum tahu
Semua bualan saja
Omong kosong yang nyata
Mimpi itu tak pernah menjelma ada
Bukan karena kau tak cukup kuat
Atau sedikit berjuangnya
Tapi karena memang telah diatur begitu
Terbuka hanya untuk orang-orang tertentu
Editor’s Picks
Editorial Team
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us