Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pria yang memilih sendiri
ilustrasi pria yang memilih sendiri (unsplash.com/Anne Nygård)

Tahukah engkau,
kadang seorang pria merasa tak pantas mencintai,
tak layak pula dicintai.
Bukan karena ia buruk, tapi karena dunia membuatnya merasa begitu.

Ini bukan soal red flag atau green flag,
tapi tentang jerih payah yang tak pernah berhenti.
Tentang keringat yang menetes diam-diam
saat ia berjuang menghidupi dirinya, juga keluarganya.

Pernahkah kau melihat ayahmu pulang dari kerja,
matanya lelah, bahunya jatuh karena hari yang panjang,
lalu kau meminta ini itu, seolah ia jin ajaib
yang hanya perlu berkata “iya” untuk semua keinginanmu?

Tak bermaksud membandingkan siapa dengan siapa,
tapi cobalah bercermin dan refleksikan sejenak.
Kadang pria menahan diri mencintai
karena belum sanggup memberi rasa aman untuk orang yang ia sayangi.

Bukan karena minder, bukan karena takut,
tapi karena ia memikirkan masa depan.
Bagaimana ia bisa menjaga,
jika dirinya sendiri belum terjaga dengan baik?

Maka wajar jika banyak pria memilih sendiri lebih lama, bukan karena tak ingin dicinta,
melainkan karena tak sanggup melihat yang ia cinta ikut susah.
Ia memantaskan diri dalam diam, meski akhirnya dicap sebagai pria yang tak layak mencintai dan dicintai.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team