Ku pulang disambut dengan amarah
Hingga rasanya hinggap di dada
Aku ingin riangku selalu ada
Tapi nyatanya, selalu ada keadaan yang menyesakkan saja
Konsistensiku membangunnya
Runtuh seketika atas ucapannya
Lari tak bisa, niat pergi pun, tak mengubah apa-apa
Cerita dirasa hati, membuatnya terpenjara ingin mati
Akan ku tahu bahwasanya aku, makhluk Tuhanku
Adanya hidupku seraya garis mampuku
Ayolah, kau bisa. Begitukah caranya?