Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Foto oleh Brayden Shaw

Di antara debu-debu kota yang tak pernah tidur,
Aku mencari jejakmu dalam setiap detik yang berlalu.
Waktu seperti rantai yang mengikat erat,
Tapi kau, kau adalah matahari yang tak pernah padam.  

Di sudut-sudut ruang hatiku,
Kau meninggalkan serpihan cahaya,
Menyinari setiap sudut gelap yang tak terjamah.
Aku berjalan di antara bayang-bayang masa lalu,
Mencoba meraihmu, tapi kau selalu menjauh.  

Langit malam ini terasa lebih dingin,
Bintang-bintang pun tak lagi bersinar.
Aku berdiri di tepi jurang waktu,
Memandang jauh ke dalam lubang hitam yang tak berujung.  

Tapi kau, kau adalah angin yang tak pernah berhenti,
Membawa kabar dari masa depan yang tak pasti.
Aku ingin berlari, mengejar setiap detik yang hilang,
Tapi waktu terus berlari, meninggalkan aku di belakang.  

Di ujung sana, aku melihat cahaya,
Mungkin itu kau, atau mungkin hanya ilusi.
Tapi aku akan terus berjalan,
Menembus setiap rantai waktu yang terlepas. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team