Di ambang fajar yang enggan menyapa
Aku hanyalah rekah di tepi waktu
Sekuntum sunyi yang nyaris pudar
Menanti disentuh cahaya yang tak kunjung tiba
Angin berbisik di sela dahan
Menyapu sisa-sisa harap yang mengering
Namun, aku tetap berdiri
Meski akar tak lagi memeluk tanah
Langit menjingga, lalu temaram
Meninggalkan jejak-jejak samar di cakrawala
Aku mengurai diri dalam senyap
Menjadi noktah dalam gemuruh semesta
Jika esok datang tanpa nama
Biarlah aku luruh tanpa suara
Seperti kelopak yang gugur perlahan
Menjadi kisah yang tak pernah selesai