Ada ruang-ruang sunyi di dalam dada
Ditinggalkan tawa dan cerita
Bekas jemari yang dulu menggenggam
Kini menjelma lenggang tak bernama
Setiap kepergian menorehkan lubang
Tak tampak tapi perihnya nyata
Kita mewarisi diam yang tak bersuarakan
Mengendap di sela antara napas dan doa
Bukan warisan berupa harta
Melainkan hening yang harus kita jaga
Dengan isak pelan dan harapan
Yang hidup segan, mati pun enggan
Kita menyusuri lorong-lorong sunyi dada
Menyapa bayang masa silam
Belajar berdamai dengan kehilangan
Mengisi ruang sepi dengan sisa diri
Pada akhirnya, ruang-ruang itu jadi saksi
Bahwa diam adalah bagian dari diri
Warisan yang tak bisa kita tolak
Tapi bisa kita peluk, perlahan, sepenuh makna