rumah reot berucap
"mengapa kau acuh tak acuh?
kapan pembangunan ini berakhir?"
pemilik rumah itu
nona tua anak satu
tak tahu apakah pembangunan
harus sepanjang masa
atau berakhir dengan derita.
terjual sia-sia.
perlahan membuka jalan sengsara
akibat ulah anak durhaka,
tak kunjung sadar
bahwa usia pasti terus bertambah.
bahkan sang rumah,
benda mati yang tak punya hati
lebih peduli daripada anaknya.