Ku berdiri di cermin yang retak
Batinku tersayat, luka tak tampak
Tapi rasa sakitnya berhasil merusak
Sanubari hingga melompat bak katak
Kadang cepat, kadang lambat kumuak
Saat angin menyapu daun, kutersentak
Yang mati ingin hidup sudah tak berhak
Membawa beribu janji yang menyeruak
Sudah menjadi mayat di alam akhirat
Yang hidup shalat tak boleh terlewat
Santap makanan lezat yang dimasak
Pakailah baju bercorak yang layak
Sebelum tangan dijabat malaikat