Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi secangkir minuman (pixabay.com/andergrin)

Dunia selalu bergemuruh setiap kala

Tiada hentinya berdendang di kepala

Kita hidup di keramaian khalayak

Tiada hentinya orang membentak

 

Suara keras kembali terdengar riuh

Tetapi suara itu berbalut dengan sendu

Setiap hari kudengar suara membasuh

Ternyata langkah kaki sang ibu

 

Langkah kaki yang berjalan sedang

Sambil membawa air dalam jemari

Tersenyum merekah di mukanya yang usang

Tetapi hal itu menembus ke ulu hati

 

Apa yang paling kejam di dunia ini?

Sudah pasti ketika melihat ibu pergi

 

Resah ucapan ku yang begitu kejam

Menjadi terpikirkan karena rasa bersalah

Tapi dia balas dengan dekapan meredam

Sembari menatapku dengan indah

 

Air hangat...

Selalu tersuguhkan di setiap usahaku

Menghangatkan hatiku yang keras bagai batu

Terasa telapak tangan yang mengusap di kepala

Beban yang berat akhirnya melebur satu persatu

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team