Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi wajah sedih (unsplash.com/arash payam)
ilustrasi wajah sedih (unsplash.com/arash payam)

Langit kembali mengeluh kepada Tuhannya
Tentang aku yang tak kenal waktu menatapinya
Menatap kosong sembari terus menghela

Tanyakan saja pada Bentala, duhai Langit
Batinku tak sanggup lagi menerima kedua tamunya
Namun, gundah dan Lara enggan 'tuk pamit

Sekujur tubuhku hanya bisa berpasrah
Tatkala memeluk erat nelangsa di tiap malam menyapa
Kepalaku tak mau berhenti untuk bersuara
Memaksa mata terbuka meski kantuk telah tiba

Namun, Langit seolah enggan 'tuk menyahut
Padahal aku selalu berdoa untuknya
Berdoa agar mendung yang merundungnya berubah menjadi cerah
"Adakah dirimu berdoa untukku juga?" tanyaku padanya

Luka yang menggenggam batin menertawakanku
Lidahku kelu, membisu
Hanya kedua lenganku yang sigap memeluk tubuhku sembari berkata
"Semoga lekas sembuh diriku"

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team