Rindu berputar seperti udara di dada
Masuk perlahan, keluar dengan getir yang sama
Tak habis-habis ia berpindah tempat
Dari mata ke hati, dari hati ke doa yang tak sempat
Aku menutup jendela malam
Namun angin tetap membawa namamu pelan
Di antara tarikan napas dan jeda hening
Aku belajar bahwa kehilangan pun punya irama sendiri
Rindu ini tidak mati, hanya berganti arah
Seperti darah yang terus mencari jalan pulang
Setiap denyut membawa kenanganmu lagi
Dan aku pasrah, menjadi tubuh yang hidup dari ingatan
Maka biarlah ia berputar terus
Sampai waktu bosan memutar kisah yang sama
Sebab dalam sirkulasi rindu yang tak pernah selesai
Aku menemukan cara paling sunyi untuk tetap mencintaimu
