Tak ada rantai, tak ada borgol,
tapi aku terikat lebih kuat dari baja.
Di rumah ini, di hidup ini,
aku tawanan dari gelar yang kupikul sejak lahir.
Sulung, katanya harus kuat,
Sulung, katanya harus berkorban,
tapi siapa yang peduli saat nafasku tersengal,
saat bebanku lebih berat dari langkah kakiku?
Aku bekerja, aku memberi,
tapi tetap dianggap tak pernah cukup.
Setiap rupiah yang kupunya,
hilang sebelum sempat kunikmati.
Ingin pergi, tapi kaki ini terikat,
ingin bebas, tapi tak ada yang membuka pintu.
Tak terlihat, tapi jeruji ini nyata,
menjaga tubuhku tetap di sini,
sementara jiwaku perlahan mati.
