Kami menerima suratmu, dari masa lalu
Ditulis di atas daun yang rapuh
Berisi permintaan maaf yang telanjang
Dan penyesalan yang sudah membatu
Sayangnya, kami tak bisa membalas
Sebab tak ada lagi pohon untuk kertas
Tak ada lagi tinta, selain debu
Yang menari-nari di gurun pasir
Kau ceritakan burung, kami tak paham
Kau sebutkan hujan, itu kata asing
Dunia kami tenang, sunyi, dan stabil
Penuh dengan kepastian yang tandus
Terima kasih untuk “kemajuan”-mu
Kini kami mewarisi warisan yang sempurna
Sebuah planet yang rapi, steril, dan mati
Persis seperti yang kau inginkan, bukan?
