Aku tak sedang menunggu reda
karena hujan di luar
tak pernah lebih gaduh dari yang di dalam dada
Tiap tetes air yang jatuh di atap
mengulang suara yang tak pernah betul-betul pergi
Mereka pikir aku aman di dalam rumah
Padahal yang kupanggil “rumah”
adalah tembok yang menyimpan semua tangis tanpa suara
Adalah langit-langit
yang tak lagi mengenal cahaya
Bukan hujan yang membuatku tak bisa melangkah
Tapi kenangan yang basah di lantai
jejak-jejak masa lalu
yang tetap membasahi walau sudah berkali-kali kubersihkan
dan kupura-pura tak lihat
Aku ingin keluar
tapi tak tahu bagaimana caranya
karena payungku rusak
dan kakiku takut
bukan pada derasnya hujan
tapi pada apa yang mungkin kutemui setelah hujan berhenti