Kegelapan sudah menyelimuti cahaya
di penjuru ufuk sejauh pandangannya
dan nyanyian tonggeret kian menambah kesunyian
wanita itu yang sedang diterjang demam
rindu berkepanjangan.
Bayang-bayang muncul dari cublik yang menyala
memandangi air muka wanita yang sedang
membaca surat-surat kekaguman yang terpenggal.
Merintih, lirih, dan tumbang.
Ingatannya terkekang meski telah meronta sejadi-jadinya,
berlari sembari menyusuri labirin tua tak berujung
membuatnya kembali ke tempat yang sama
dan entah kapan cahaya kebaruan datang untuk menuntunnya.