Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
pixabay/Alexas_Fotos
pixabay/Alexas_Fotos

Pernah ada cerita indah terbingkai
dalam dekap kasih manja
merajut ribuan canda mesra 
bersama ukiran senyum tanpa sudah

Pernah kulalui waktu bersamamu
dalam kata saling sanggah
gusar memberangus hati
menorehkan luka meski tanpa bekas 

Lalu datang masa letih tak terbantah
memaksa ragamu untuk tunduk 
melukismu dalam paras layu
menyisakan akhir tanpa suara

Aku jatuh dalam kebisuan bernama rapuh
serupa bunga yang merindu embun
mengering ditinggalkan hujan
tercabik badai kehidupan

Belasan musim terus berganti
namun gurat wajahmu belum pudar
tak pernah sedikitpun terhapus
sejak yang terakhir tertinggal

Kini kutitipkan rindu ini bersama angin
dalam hembus lantunan doa
mengiringi tetes di penutup sujud
rinduku untukmu, Ibu...

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team