Aku menulis ini bukan sekadar bait,
tapi sebagai cermin yang ingin memperlihatkanmu,
bahwa ada cahaya yang sering kau lupa,
padahal ia selalu berpendar di dalam dirimu.
Kau adalah hujan yang jatuh dengan lirih,
namun meninggalkan wangi tanah yang dirindukan.
Ada luka yang kau simpan dalam diam,
tapi dari sanalah tumbuh keteguhanmu.
Aku melihatmu seperti senja yang rapuh,
indah justru karena ia akan hilang.
Dan meski kau sering merasa sendirian,
sebenarnya kau adalah rumah
bagi kata-kata yang tak pernah menemukan alamat.
Maka tetaplah ada,
sebab dunia ini butuh sosok sepertimu—
yang diam-diam menyimpan langit,
meski hatinya kerap diguyur hujan.