Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi wajah bertopeng (pexels.com/Anete Lusina)
ilustrasi wajah bertopeng (pexels.com/Anete Lusina)

Ekspresi yang penuh kebencian
Mendadak hadir di depanku tanpa undangan
Bibirnya tak pernah luput dari kebohongan
Aku sangat ingin menyingkirkan

Sorot matanya menyiratkan sifat rakus
Tentu perutnya tak pernah kurus
Nihil nurani yang tulus
Dia adalah representasi akal bulus

Bagaimana bisa ia memiliki jabatan yang tinggi
Sementara sikapnya penuh dengan arogansi
Harusnya dia angkat kaki
Lalu hilang dan tak bisa lagi menampakkan diri

Dia tak layak menyandang status manusia
Kedunguan telah menguasai pikirannya
Tamak adalah identitasnya
Dia adalah bajingan setia

Wajah itu tak ingin kulihat lagi
Ingin aku menghapusnya dari muka bumi
Agar suasana menjadi tenang pasti
Agar semua orang bebas bermimpi

Namun, aku hanya bisa bungkam
Melihatnya tak berhenti berkalam
Meski begitu semuanya masih dapat kurekam
Abadi dalam sebuah teks yang tak karam

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team