Waktu datang tanpa banyak tanya,
membuka luka tanpa suara,
lalu menutupnya dengan cara sederhana,
mengajari hati untuk lebih rela.
Detik berjalan tanpa tergesa,
mengurai risau yang sempat membara,
menyisakan bijak dari tiap peristiwa,
agar langkah tak lagi buta.
Hari berlalu memberi tanda,
bahwa tak semua harus segera,
bahwa sabar bukan sekadar kata,
tapi ruang untuk jiwa bernapas lega.
Pada akhirnya waktu pun paham,
bahwa manusia belajar pelan dalam diam,
bukan untuk jadi sempurna sepenuhnya,
tapi lebih kuat dari luka sebelumnya.
