Hamparan wanita pancakara
Menghadapi nasib dan bala tentara
Digantungnya asa sementara
Dalam daging tubuh mulus mereka
Hidup tentang kepaduan dan kemampuan
Persetan dengan cinta yang digadang-gadang
Hidup sambung-menyambung berkecukupan
Persetan dengan cinta tentang orang-orang
Senang sedih berurai dalam raga
Hitam kelam pahit dalam jelaga
Mata duniawi terbuka dari tangis lapar menggema
Mata Ilahi hanya tentang sambungan nyawa
Kanan kiri ditebas habis oleh gerimis
Atas bawah digilir tangis dan meringis
Ajian dan mantra terucap suara desis
Kepasrahan hanya asa di ujung pelipis
Adakah ilusi indah mereka dalam kenyataan?