Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi tangan dan kaki (unsplash.com/Danie Franco)
ilustrasi tangan dan kaki (unsplash.com/Danie Franco)

Awalnya
Kau datang dengan setelan jasmu
Penuh harap ada mama yang hampirimu
Duduk di pangkuanmu, memuja
Hidangkan rasa, berbunga-bunga

Ternyata
Tatkala kau langkahkan kaki
Semerbak Terre d’Hermes-mu
Hadirkan leka, membujuk rayu
Tak kuasa ku menahan diri
Sorry not sorry

Maka
Ada aku menderap menuju paduka
Raut wajahmu seolah hilang kama
Buatku jengkel sebenarnya
Sudah pasti
Karena aku bukan mama, ya?

Kendati
Ku tak ingin puan di antara kita
Sejenak, biarlah sanda jadi nahkoda
Menghambamu, rumba
Sekalipun tanpa wumba

Nyatanya
Tuan dan tuan bisa berbagi rasa
"Sekali lagi," kau berkata
Raut wajahmu kembali penuh kama
Jadi, masihkah kau ingin wumba?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team