Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
stylemagazin.hu

Aku berlari menuju halte bus kampus. Seperti biasanya halte selalu penuh. Aku melihat jam tangan favoritku yang berwarna hitam. Ternyata sudah jam 7.57 pagi. Artinya tersisa tiga menit saja untuk bisa mengikuti mata kuliah Pak Wiryadi. Aku sangat gelisah. Bus yang kutunggu tak kunjung datang. Aku ingin naik ojek kampus, namun rasanya sayang untuk mengeluarkan ongkos.

Tak lama kemudian bus kampus datang. Begitu bus  berhenti semua orang yang telah menunggu sejak tadi berebut untuk menaiki. Yah, nasibku. Aku tak kebagian tempat. Bus sudah penuh. Ya sudah akhirnya aku naik ojek untuk mengejar mata kuliah Pak Wiryadi. Aku sempat memerintahkan supir ojek untuk meningkatkan kecepatan. Setelah sampai, aku langsung berlari ke gedung kampus, aku sampai di depan kelas. Apa dayaku, pintu sudah tertutup dan sudah terdengar suara Pak Wiryadi yang sedang menjelaskan materi.

Aku tak pernah telat selama satu tahun kuliah. Mepet waktu pun jarang. Tapi aku benar-benar sedih jika tak bisa masuk mengikuti mata kuliah Pak Wiryadi, karena ini adalah mata kuliah kesukaanku. Akhirnya aku mencoba masuk ke dalam kelas. Aku mengetuk pintu. Aku tahu semua teman-temanku melihat dengan pandangan sedikit sinis.

                “Permisi, Pak” kataku kepada Pak Wiryadi

Editorial Team

Tonton lebih seru di