[CERPEN-AN] Mading

Jadi, di sinilah aku sekarang. Berdiri di depan mading sekolah sambil mendengarkan lagu Sea of Love versi Emily West lewat earphone yang hanya bunyi sebelah. Memikirkan empat belas juta enam ratus lima kemungkinan yang akan terjadi jika aku melakukan hal yang benar. Paling tidak sekali dalam hidupku.
Maksudku aku pernah melakukan hal benar dalam hidupku. Seperti masuk ke SMK Negeri paling muda yang ada di kota ini dan baru meluluskan satu angkatan saja. Yang mana itu adalah sesuatu yang baik untuk diriku. Sangat baik malah. Dan saking baiknya, aku melupakan tujuan awal aku masuk ke sekolah ini—menjadi murid yang tak kasat mata agar tidak terlibat lagi dalam segala bentuk drama yang unfaedah dan buang-buang waktu. Tapi ya, aku lupa dengan semua itu dan berakhir menjadi seperti ini. Si pembuat segala jenis drama unfaedah yang terjadi selama hampir dua tahun aku belajar di sini.
Aku benci harus mengatakan ini, tapi, guru BK yang secara terang-terangan menunjukkan rasa tidak sukanya padaku bilang kalau dia tidak sudi membuang waktunya hanya untuk mengurusi murid pansos sepertiku adalah penyebab utama kenapa aku menjadi begini. Kau tahu, mempertanyakan hal-hal sensitif seperti, “Apa yang terjadi padaku?” atau, “Apa yang sudah aku lakukan hingga guru BK baru yang tidak kompeten di bidang itu sampai bilang seperti itu? Dan kenapa bisa-bisanya aku membanggakan itu?”
Dan ya, dari pertanyaan itu, muncul banyak sekali jawaban, penyangkalan, dan pembenaran yang muncul di dalam kepalaku. Dari banyaknya hal yang muncul di kepalaku, ada tiga yang aku renungkan lebih dari apa pun.