Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
enotes.com

Dia berkata dengan lantang. Seperti setengah memerintah. "Tunjuk satu bintang yang paling terang."

Aku tak sanggup menahan diri untuk tidak mengerutkan kening. Kutatap wajahnya dari samping kiri. "Untuk apa?" tanyaku.

Dia tidak membalas mataku. Wajahnya masih saja mendongak mengamati angkasa. "Anggap saja untuk penunjuk jalan. Atau pedoman. Atau penuntun. Atau penghilang gelap. Atau teman. Atau mungkin... cita-cita."

Aku tersenyum tipis lalu mengikuti gelagatnya untuk menatap langit gelap. "Sekarang?"

Editorial Team

Tonton lebih seru di