Tak ada yang mudah dalam sebuah kisah cinta. Terutama, bagi mereka yang dibelenggu jarak. Kadang, komunikasi yang semestinya jadi hal yang mendekatkan, justru bisa menjadi sesuatu yang malah menjauhkan.
Si lelaki, makhluk super sibuk yang dalam dirinya ingin dikabari lebih dulu, karena takut hadirnya mengganggu keasyikan yang sedang dirasakan si wanita. Sementara si wanita, dengan kesabarannya yang tiada habis, justru tengah menanti kemanakah pujaan hatinya. Seharian ini mereka tidak sepatah kata pun saling bertukar sapa demi menumpahkan rasa rindu yang ada.
Ya. Mereka tengah disibukkan dengan aktivitasnya masing-masing. Aktivitas yang dirasa tak pernah habis. Hingga tak jelas bahwa itu bagian dari rutinitas atau sekedar pelarian dari rindu yang tak pernah puas. Tapi sebenarnya bukan aktivitas yang menjauhkan keduanya. Bukan juga sibuk yang merampas rindu dari mereka.
Namun, Ada hal yang lebih dahsyat lagi. Hal yang membuat kedua hati ini secara geografis sudah terpaut jauh menjadi sangat jauh. Mungkin tidak terlalu jauh, hanya terpaut ratusan kilometer saja. Antara Jakarta dengan Salatiga.
Namun, berkat satu hal ini mereka baru merasakan apa sebenarnya makna berjauhan. Karena hal ini, mereka baru mengerti apa makna memiliki namun tak dimengerti. Dan karena hal ini pula, mereka menjadi tahu apa arti berdua meski hati tetaplah hampa.