Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi stasiun kereta (pexels.com/Leslie Toh)

Di peron stasiun kereta yang ramai, Rama menatap jam tangannya dengan gelisah. Detik-detik terakhir sebelum kereta yang dia tunggu berangkat, sebuah kereta yang membawanya ke sebuah perjalanan yang tidak dia duga sebelumnya. Dia seorang pria biasa dengan rambut hitam tergerai dan tas ransel yang melekat erat di pundaknya. Tetapi, dalam dirinya terdapat keberanian yang baru saja dia temukan.

"Tuhan, berikanlah aku keberanian," gumamnya sambil menarik napas dalam-dalam. Rama tidak pernah membayangkan dirinya akan melakukan apa yang akan dia lakukan hari ini. Namun, cinta telah mengubah segalanya.

Dia melangkah maju, menuju pintu masuk kereta. Di kepalanya, hanya ada satu tujuan: bertemu dengan wanita yang telah mencuri hatinya. Rama telah memikirkan momen ini berulang kali, tetapi itu tetap terasa seperti mimpi yang menjadi kenyataan.

Di dalam gerbong kereta yang penuh sesak, Rama mencari-cari tempat duduk kosong. Dengan langkah hati-hati, dia berjalan melewati penumpang yang sibuk dengan kehidupan mereka masing-masing. Setelah beberapa saat, dia menemukan tempat duduk kosong di pojok belakang.

Saat kereta mulai bergerak, Rama merasakan denyut jantungnya semakin cepat. Ini adalah awal dari perjalanan yang tidak hanya akan membawanya ke tempat yang jauh, tetapi juga ke dalam kehidupan yang baru. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi, tetapi dia siap menghadapinya dengan keberanian yang baru dia temukan.

Seiring kereta berjalan melintasi dataran yang luas, Rama terus merenungkan tentang bagaimana segalanya bisa berubah dalam waktu yang begitu singkat. Dia teringat akan pertemuan pertamanya dengan wanita itu, senyumnya yang manis, dan mata cokelatnya yang memikat. Mereka bertemu di stasiun kereta yang sama, di tempat yang sama, di saat yang sama setiap hari.

Namun, hari ini adalah hari yang berbeda. Hari ini adalah hari ketika Rama akan memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya. Dia tidak tahu apa yang akan dia katakan, tetapi dia tahu bahwa dia tidak bisa diam lagi. Dia harus memberitahunya betapa pentingnya wanita itu baginya.

Saat kereta melaju lebih cepat, Rama merasa semakin gelisah. Dia berulang kali menggenggam erat tas ranselnya, mencoba menenangkan diri. Namun, hatinya berdegup kencang, dan pikirannya penuh dengan pertanyaan dan keraguan.

Akhirnya, kereta tiba di stasiun tujuan. Rama keluar dari gerbong dengan langkah-langkah yang ragu-ragu. Dia melihat sekeliling mencari wanita itu, namun tidak ada tanda-tanda kehadirannya. Kecemasan mulai merayap masuk ke dalam hatinya, tetapi dia berusaha tetap tenang.

Dengan langkah hati-hati, Rama berjalan keluar dari stasiun. Dia menelusuri jalan setapak yang berliku-liku, mencari tahu ke mana wanita itu pergi. Dia melihat sekeliling dengan penuh harap, tetapi tidak ada tanda-tanda kehadirannya.

Kemudian, dia melihatnya. Wanita itu berdiri di bawah pohon besar di tengah taman. Rambutnya tergerai lembut di atas bahunya, dan matanya memancarkan kilatan yang begitu indah. Rama berhenti sejenak, terpesona oleh kecantikannya.

Dengan hati yang berdebar-debar, Rama mendekatinya. Dia menelan ludah dan mencoba menenangkan diri sebaik mungkin. Setelah sekian lama, dia akhirnya berdiri di hadapannya, siap untuk mengungkapkan semua yang ada di hatinya.

"Wanita itu mengangkat kepalanya dan menatap Rama dengan mata penuh harap. "Ada apa, Rama?" tanyanya dengan suara lembut.

Rama menelan ludah dan mengambil napas dalam-dalam. "Aku ingin mengatakan sesuatu padamu," katanya dengan gemetar.

Wanita itu tersenyum lembut. "Apa itu, Rama?"

Rama menatapnya dengan tulus. "Aku mencintaimu," katanya dengan mantap.

Wanita itu terdiam sejenak, matanya berkaca-kaca. Kemudian, dia tersenyum lebar. "Aku juga mencintaimu, Rama," katanya sambil memeluknya erat.

Mereka berdua berdiri di bawah pohon besar itu, merangkul satu sama lain dengan erat. Mereka tahu bahwa saat itu adalah awal dari sesuatu yang indah, sesuatu yang akan mereka bangun bersama-sama.

Dan di detik-detik terakhir di stasiun kereta, Rama menyadari bahwa keberanian adalah kunci untuk menemukan kebahagiaan. Dan meskipun perjalanan mereka belum berakhir, dia tahu bahwa mereka akan menghadapinya bersama, dengan keberanian dan cinta yang tak pernah pudar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team