Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
unsplash.com/@overdriv3

Semalam sebelum tidur, aku tersenyum sendiri. Pesan darimu yang begitu singkat sontak membuatku senang seketika. Entah apa alasannya.  Kamu lalu pamit tidur lebih dulu. "Selamat tidur", katamu sebelum whatsappmu hanya menampilkan centang satu saat kukirimi pesan balasannya beberapa detik kemudian.

Aku selalu cepat membalas pesan darimu. Tak peduli seberapa singkat pesan itu, aku akan selalu membalasnya cepat dan dengan isi pesan yang selalu lebih panjang darimu. Sama ketika aku ingin  mataku berlama-lama menatap lentik indah matamu, hitam rambutmu, seutas senyummu, ekspresi cuek khasmu, gerak-gerikmu, aku pun selalu ingin berlama-lama berbincang denganmu di ruang chat.

Aku dan perasaanku tidak pernah berencana untuk rebah pada pesonamu, lalu nyaman dan jatuh cinta -walau mungkin aku jatuh cinta sendirian hingga saat ini-. Pikirku kamu pun tidak pernah sengaja membuatku terkesima pada setiap mata kita saling beradu pandang atau membuatku sebegitu tergila-gilanya padamu saat kau lempar senyum padaku. Waktulah yang membuat semuanya seperti sekarang.

Pagi tadi, aku sengaja mencari alasan menemuimu. Di sampingmu aku duduk dengan jantung yang berdebar kencang, tak teratur dan aku gugup. Kamu meraih tanganku tanpa sengaja, sedetik saja, meski harapku lebih lama lagi. Kamu tidak beranjak untuk menit demi menit berikutnya, kamu tidak sedang dalam fase perasaan sepertiku. Aku tahu itu. Persetan, kataku dalam hati. Kamu lalu tertawa di sebelahku setelah cerita yang kukarang menurutmu lucu.

Editorial Team

Tonton lebih seru di