Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi makhluk bertopeng (pexels.com/Wendelin Jacober)
ilustrasi makhluk bertopeng (pexels.com/Wendelin Jacober)

Ada satu makhluk yang terlahir dengan topeng, namanya manusia.

Mereka tumbuh dan berbaur dengan sebangsanya menggunakan topeng. Pernah sekali kulihat salah satu topeng mereka rusak, namun buru-buru diganti dengan topeng baru yang jauh lebih tebal.

Aku nyaris tak mengenali wujud asli mereka sebab tebalnya topeng yang mereka pakai. Pasalnya, bukan hanya satu topeng yang mereka pakai, tapi puluhan topeng sekaligus.

Aku tak habis pikir. Kenapa manusia repot-repot mempersulit diri mereka sendiri dengan topeng-topeng munafik itu? Memangnya manusia tak mau menerima manusia lain jika tak pakai topeng? Kalau benar, pasti menyedihkan sekali menjadi manusia.

Aku penasaran. Sebenarnya apa yang manusia sembunyikan dari sesamanya? Sifat asli mereka? Perasaan mereka? Luka mereka? Apa manusia tak dapat hidup jika menampakkan hal-hal itu? Apa mereka hanya malu? Apa mereka ... takut?

Aku bergidik membayangkan rasa penasaranku terhadap kehidupan manusia yang serba aneh. Mungkin aku harus menyebut manusia sebagai makhluk paling tidak jujur yang pernah kutemui.

Tapi—aku agak berat mengungkapkannya—harus kuakui bahwa mereka juga makhluk yang paling kusukai. Ini agak konyol, tapi mungkin justru karena topeng-topeng itulah aku menyukai mereka.

Manusia tampaknya saling berbagi cahaya melalui topeng-topeng itu. Ketika mereka berkumpul, cahaya itu saling menyambar layaknya api, menghasilkan sebuah sinar mengagumkan yang mampu menerangi kegelapan di sekelilingnya. Dan entah kenapa hal itu membuat hatiku mencelos.

Untuk pertama kalinya aku menyukai makhluk bertopeng itu. Sejak saat itu, kupikir tak ada salahnya jika manusia terlahir dengan topeng. Mungkin kepalsuan tak selamanya buruk.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team